KABUPATEN
SUKABUMI - Mampir ke kampung halaman. Ini 'tradisi' yang dipelihara
seorang bernama Ahmad Heryawan alias Aher. Ketika menjalankan agenda
kedinasan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Heryawan selaku Gubernur
selalu berusaha untuk bertemu langsung dengaan orangtua, sanak famili,
dan sahabat lama di desa kelahiran.
Kali
ini, sebagai Calon Gubernur (Cagub) Jabar periode 2013-2018,
penghormatannya kepada keluarga di kampung halaman kembali ditunjukkan.
Hari keempat kampanye, Senin (11/2), Aher menggelarnya di Kab. Sukabumi.
Dan, waktu sempit yang tersedia dimanfaatkan untuk kembali sungkem
kepada orangtua dan nenek.
Dan,
berada di tengah keluarga --tepatnya di sebuah rumah permanen sederhana
di Kampung Warudoyong, Desa Margalayu, Kecamatan Sukaraja-- perasaan
Cagub Heryawan meletup. Aher saat memberi sambutan di hadapan keluarga
besar dan sahabatnya, beberapa kali tersedak haru.
Ihwal
inilah yang dikejar wartawan usai acara silaturahim. Saat ditanya
wartawan usai sungkem kepada orangtua, dia sulit melukiskan perasaan
yang dialaminya, selain cuma terdiam menahan haru.
Berikut wawancara singkat Cagub Ahmad Heryawan dengan wartawan:
Apa latarbelakang acara silaturahim ini?
Saya datang ke sini hanya ingin sungkem pada orangtua. Saya memohon maaf bila banyak khilaf. Saya juga mohon doa restunya.
Saya
tidak tahu ada acara yang dirancang teman-teman. Ternyata yang hadir
ada orang-orang istimewa: teman-teman SD, SMP, SMA juga.
Saya
tidak tahu akan ada kegiatan ini. Ternyata meskipun dibuat sederhana
tapi meriah dalam arti sangat bermakna. Karena doa ibu-bapak.... (terharu; terdiam)
Mengapa sampai terharu. Ada suasana religius apa...?
(Tidak langsung menjawab. Dia cuma terdiam dengan bibir bergetar)
Ibu
dan bapak itu, penyebab keadaan saya seperti sekarang, setelah Allah
SWT tentunya. Jadi keadaan saya di dunia ini, pernyebab pertamanya
adalah Allah. Penyebab keduanya adalah orangtua.
Tanpa orangtua tidak mungkin saya ada hari ini, seperti sekarang ini.... Ini yang membuat saya terharu.
Ini
juga..., kedua orangtua sayalah yang menjadi gurubesar yang mengajar
agar jujur. Orangtua yang mengajarkan prinsip kejujuran.... (Kembali terdiam; Aher menyudahi wawancara karena tak kuasa menahan haru)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar