Majalengka—Hujan
 turun seolah ditumpahkan dari langit, saat Netty Heryawan menginjakkan 
kaki di halaman sebuah sekolah di Desa Muktisari, Cingambul, (9/2). 
Namun, wajah Netty berbinar-binar, karena sambutan warga pun tidak kalah
 besar dengan curah hujan. Di desa ini, Netty seolah bertemu dengan 
keluarga lama, karena di tempat ini ada jejak perjuangan Kang Aher, 
suami Netty. Jejak itu berupa Sekolah Menengah Pertama Persatuan Umat 
Islam (SMP PUI) Muktisari.
Menurut Kepala Sekolah SMP PUI, Ebah Fauzi, SMP PUI bisa didirikan berkat bantuan Kang Aher pada 2004 lalu.
“Pada
 2004, saya pernah datang ke rumah Ibu untuk meminta bantuan pembangunan
 sekolah. Saat itu, Ibu menyuguhkan air minum dan makanan kepada kami. 
Jadi sekarang, gantian kami yang menyuguhkan air minum untuk Ibu. Jangan
 merasa asing datang ke sini, karena di sini keluarga Ibu juga,” tutur 
Ebah.
Ucapan
 Ebah yang diamini ratusan warga ini sontak membuat Netty terharu. 
Sambutan ini pun membakar semangat Netty. Tak henti-henti, Netty 
mengingatkan warga pentingnya pendidikan.
“Sekarang
 ini sudah bukan zamannya lagi ‘jualan’ sumber daya alam (SDA), karena 
suatu saat SDA akan habis. Namun kini saatnya kita ‘jualan’ sumber daya 
manusia (SDM), dan SDM yang baik hanya dihasilkan dari pendidikan yang 
baik,” papar Netty di desa pengrajin boboko (bakul nasi) ini.
“Selama
 lima tahun memimpin Jawa Barat, Kang Aher sudah membangun 18 ribu ruang
 kelas. Tapi sebenarnya, berdirinya SMP PUI ini sendiri merupakan bukti 
nyata kepedulian Kang Aher pada pendidikan,” tambah Netty.
Meski
 mayoritas penduduk Muktisari bekerja sebagai pengrajin boboko, menurut 
Netty, bukan berarti pendidikan jadi tidak penting. Justru, pendidikan 
bisa membantu warga mengembangkan kreativitas untuk berinovasi dalam 
karya mereka. Pesan yag sama Netty sampaikan di hadapan pengrajin rotan 
Desa Pasantren, Sindang Wangi. Selain menekankan urgensi pendidikan, di 
desa ini Netty sempat belajar menganyam rotan, juga berbelanja hasil 
karya para pengrajin.
Di
 hari yang sama, Netty pun bersilaturahmi ke Majelis Taklim (MT) 
Al-Zamzam di Desa Tanjungsari, Sukahaji, juga ke Ponpes Nurul Iman, 
Cikijing. Di kedua tempat ini, Netty mengingatkan para orangtua untuk 
lebih memperhatikan pendidikan anak, mengingat  saat ini banyak ancaman 
yang bisa meracuni perkembangan anak. Kepedulian Netty dan kang Aher 
pada dunia pendidikan rupanya menimbulkan simpati banyak pihak, di 
antaranya Karna Sobahi dan K. H. Irfan Rasyid, dua tokoh pendidikan di 
Majalengka. (*)
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar